Minggu, 02 November 2008

Mengapa banyak pelatihan (training) yang tidak efektif? Why some training did not work?

Oleh Irwan Hartanto

Teori lahir dari praktek dan praktek lahir dari teori.

Banyak pelatihan (training) yang tidak efektif karena dilakukan berdasarkan teori semata. Pelatih (trainer/instructor) yang kredibel akan membagi pengalaman mereka dalam bekerja dan kehidupan sehari hari-hari yang relevan dengan materi yang disampaikan. Karena banyaknya pengalaman dalam melakukan kegiatan (aktifitas) maka Pelatih (trainer/instructor) dapat meng-ilustrasikan pengalamannya berdasarkan apa yang ia alami.

Tanpa banyaknya contoh contoh yang relevan dengan dunia usaha ataupun kegiatan yang riil, maka pelatihan (training) akan menjadi tidak efektif; tidak membumi dan tidak berkesan.

Ditambah lagi dengan persoalan kultur budaya Indonesia yang ‘sopan’. Pada umumnya orang Indonesia tidak serta merta spontan dalam berkomentar di depan umum dalam merespon sesuatu. Kultur ini juga yang menjadi masalah dalam pelatihan; tidak adanya koreksi yang spontan dari peserta dapat membuat orang kehilangan arah (misleading).

Dalam program pelatihan (training), adalah tanggung jawab semua pihak untuk mengerti dan mengamati penyimpangan penyimpangan fakta maupun pendapat. Peserta yang aktif dan spontan dalam merespon semua yang diberikan seringkali di ‘cap’ sebagai orang yang ‘sok pintar’ atau ‘pengacau’ (trouble maker) di dalam kultur Indonesia. Padahal di kultur barat, sikap resposif yang spontan inilah yang menjadi kekuatan struktur social, dan orang orang yang spontan dan responsif dalam men-sikapi suatu hal menjadi pemimpin (leader) dalam lingkungannya.

Pelatihan yang efektif harus memicu spontanitas dan respon dari pada peserta, tapi bagaimana memicu kultur budaya ‘sopan’ yang terjadi pada sesi pelatihan (training session)?

Seorang pelatih (trainer/instructor) harus dapat membuat suasana santai, nyaman dan bersahabat. Suasana seperti inilah yang akan mengembangkan dan meningkatkan dinamika kelompok (group dynamic) dan menjadikan pelatihan (training) menjadi efektif dan berkesan.

Tidak ada komentar: